Minggu, 19 September 2010

PS Swicthing PANASONIC 12A




Cocok untuk HT atau radio RIG , Made in Singapore original, 13,8V - 12A, tinggal konek langsung on

harga 85.000,-

Hub : 0274-7453819

Terjual Jogjakarta

Sabtu, 04 September 2010

Pemancar FM : Antena

Terima kasih Sodaraku Om WIn Jombang Jawa Timur sang Ahlinya RF: HF, VHF, AM, SSB, FM , semoga bermanfaat bagi rekan-rekan semua.

ANTENNA FM VERTICAL 5/8 LAMBDA

Sistem antenna memegang peranan sangat penting dalam pemancar FM, Contoh:
Pemancar dengan power output 150 Watt, SWR = 20 : 1 , Gain antenna 0 dB. Sistem antenna ini mempunyai performance / unjuk kerja yang lebih buruk disbanding suatu pemancar FM dengan daya output 25 Watt, SWR = 1 : 1, dan gain antenna 6 dB. Contoh ini menunjukkan betapa besar pengaruh system antenna terhadap Transmisi sinyal radio.




Salah satu factor penting dalam instalasi system antenna FM adalah ketinggian antenna. Pada band VHF , syarat agar komunikasi bisa berlangsung adalah LOS ( Line Of Sight ). Jadi idealnya komunikasi pada VHF , kedua antena baik penerima maupun pemancar harus saling terlihat. Sehingga di antara keduanya tidak boleh ada benda-benda yang dapat menyerap energi radio.


Sehingga para amatir radio di band VHF sering menyatakan bahwa lebih baik mempunyai gain antenna yang kecil tetapi dipasang tinggi daripada antena dengan gain besar tetapi dipasang rendah.


Antena vertical 5/8 lambda di bawah ini sangat mudah dibuat, dan cukup murah. Untuk men”tune” cukup memanjangkan atau memendekkan pecutnya ( whip ). Di sambungannya dipasang klem yang bisa dikencangkan. Klem ini banyak dijual di toko onderdil mobil atau sepeda motor.


Menggunkan sistem DC Grounded , sehingga relatif aman jika terjadi sambaran petir ( moga2 ndak usah terjadi deh.....)

Loading Coil bisa gunakan kawat listrik NYA tunggal 1,2 mm dan tak usah dibuang isolatornya. Setelah match, di tiap-tiap sekrup dan loading coil beri dengan lem anti air ( lagi2 di toko onderdil sepeda motor ).


Menurut pengalaman , dengan antena ini mudah sekali dicapai SWR 1 : 1.
OH ya, untuk teman-teman yang tertarik
tentang Radio Komunitas.


Mendengarkan Pembicaraan Jarak Jauh

Stereo Parabolic Microphone

Friday, April 16, 2010

This circuit is a stereo amplifier for a high sensitivity stereo parabolic microphone that able to used for listening to distant sounds. Typical parabolic microphones are monophonic, this unit has a stereo audio path that helps produce more realistic sounding audio. The Big-E can be used with headphones or as an audio source for a stereo tape recorder or a PC sound card.




This circuit also works nicely as a remote stereo audio receiver for accompanying a video surveillance system. It is capable of operating on the end of a four wire shielded cable that is more than 100 feet long. For remote operation, a set of inexpensive amplified PC speakers can be connected to the outputs for monitoring the sound.

Specifications
Operating Voltage: 9-15V (9V Nominal) DC
Operating Current: 7ma at 9V DC

How Does It Work
The circuit consists of two identical audio channels and some basic power supply filtering components. Only the left channel will be described.



The mini condenser microphone converts sounds into an electrical signal. Resistor R1 provides bias for the condensor microphone's internal amplifier transistor. The 2N3906 PNP transistor acts as a low noise microphone input amplifier. The 10K gain potentiometer is used for adjusting the audio signal level. A stereo 10K audio taper pot can be used for adjusting both channels simultaneously, or individual 10K trimmers can be used for fixed gain applications. The preamp output signal is fed into the 1458 op-amp, which boosts the audio to a level that is sufficient for driving an 8-ohm headphone or a tape recorder input. The 1458 amplifier stage is fixed gain (10X) in the inverting configuration, it drives the headphone speakers.

Capacitor C9 provides DC isolation from the 1458 op-amp output, which sits at half of the supply voltage. Resistor R13 provides impedance protection for the op-amp output and reduces audio distortion when driving low impedance headphones.

DC bias for the 1458 op-amps is set at half of the supply voltage by the R16/R17 voltage divider. Capacitors C13 and C14 filter the DC power supply for the op-amp stage. The DC is further filtered for the input preamp transistors through resistor R15 and capacitor C11. Diode D1 and resistor R18 protect the circuit from reverse battery polarity.

Construction
The Big-E circuit can be assembled on a circuit board, or hand wired. The board should be installed in a metal box for shielding from unwanted hum. For surveillance applications, the condenser microphones can be mounted directly on the PC board or on the edge of the metal box. The volume control can be mounted on the edge of the box, two 3.5MM mono jacks were used for the microphone inputs, a 3.5MM stereo jack was used for the headphone output. The 9V battery was mounted inside of the box, power is switched via a switch on the 10K stereo potentiometer.

The parabolic microphone assembly was made from an old Chinese wok cooker lid. The microphones are mounted on a metal standoff that places them at the focal point of the parabolic reflector. Pre-formed computer microphones were used for the model shown. The optimal microphone position can be found by pointing the reflector at a distant audio source, then moving the microphones for the loudest sound. The circuit box was mounted on the back side of the wok lid, it was attached to a piec of 1/2" square aluminum tubing, which forms a handle.

Parabolic Microphone Use
Start with the volume turned down, point the Big-E at a remote sound source, then gradually turn the volume up until the sound is heard. Be careful not to hit the side of the parabolic dish when listening, loud sounds can result. Also, beware that a malicious friend can cause you pain in the ears by talking loudly at the parabolic mic. It is advisable to wear the headphones partially off of your ears while you get used to the operation of the device. The Big-E is great for listening to birds and distant thunderstorms. It is also possible to hear the rustling of leaves on the top of a distant tree during a breezy day. Close-in wind noise may overpower distant sounds.
CARA MACTH KABEL DAN ANTENA
dari Blog
SC835 DIRGANTARA JAWA TIMUR http:/sc835.blogspot.com
(TX OUTPUT 148.350MHz DAN RX 151.850MHz duplex +350)


Berikut ini semoga bisa membantu rekan-rekan dalam menggunakan alat Komunikasi Radio (HF, VHF, UHF) dan semoga bermanfaat, artikel di dapat dari rekan-rekan di milis, apabila ada yang kurang Pas mohon rekan-rekan bisa memberi masukan/Share.

percakapan milis ngemacth Kabel

Dari diskusi milis ICB moga bermanfaat :

ada tip and trik gak ya untuk memilih coax kabel yang bagus, (sejenis RG8), kemudian gimana cara mach line coax pada suatu frekuensi misal 143.550Mhz, bisa dihitung gak ya mach impedansinya dari panjang kabelnya yang digunakan, soalnya ada teman yang mach antena pake potong-potong kabel, sampe habis -+ 5meter, dari panjang sebelumnya
mohon bantuannya dan pencerahannya
salam jefri_,_._,___
----------------------------------------------------------------------------
Mungkin ini sharing aja, tolong dikoreksi jika saya salah
(CMIIW).

Kabel jenis RG8 yang bagus antara lain Merk Belden seri
9913, 9914.
Merk Times LMR400/ LR400, D8, Belden Ericsson RG8 dll.

Inner tunggal (solid), serabut rapat).

Untuk ngitung panjang kabel harus dikeetahui dulu Velocity
Factor masing-masing kabel, misalnya 9913=84% (lihat di
site nya Belden).

Untuk Freq 143.55 Mhz rumusnya >> 300/143,55*0,84/2 >>=
87,77cm (setengah Lambda).

Kalikan dengan angka ganjil sehingga panjang nya sesuai
dengan kabel yang ada.

misalnya kabel yang ada 30 meter, maka 30/0,8777=34 maka
ganjil terdekat adalah 33.

potong kabel pada panjang 87,77cm*33=28,96 cm.

selamat mencoba.

sekali lagi jika salah mohon maaf.

soel

————–------------------------------------------------------------------

Ass,
Mungkin ini bisa membantu, saya kalo ngematch kabel koax, cara nya
kurang lebih begini :
Kita siapkan dummy load 50 Ohm yang wattnya agak gede ( sesuai atau
diatas max pancaran Transmitter), lalu kita bagi pancarannya dengan
memakai conector “T” yang satu ke kabel koax, yang satu lagi ke
Dummy-load sementara yang ujung satu lagi ke Transmitter tentunya
sebelum masuk ke Transmitter kita pasang SWR meter, panjang kabel
dimana kita mau maen juga ada hitung**annya ( nah tuh mas Samsul
Hady Hanafi dah ngejelasinnya ), nah setelah semua terangkai, ingat
ujung kabel koax yang panjangnya sekian meter itu biarkan tampa
dipasang konector dan jangan digulung, biarkan tergeletak menjulur,
lalu coba hidupkan Transmitter pada Freq. yang kita inginkan,
selanjutnya silahkan pencet PTT TRX, kalo SWRnya tinggi potong tuh
ujung kabel koax, cari sampai SWR terkecil, memotongnya jangan
terlalu panjang cukup 3-5 cm saja, kalo sudah diketemukan SWR
terkecil itulah impedansi kabel yang lebih kurangnya 50 Ohm pada
frek transmit yang kita bekerja.
Ini adalah cara yang lajim dan tradisional kami pake di kantor
sewaktu kami bertuga di Banda Aceh dulu sewaktu komunikasi telegram
( morse ) masih memakai HF ( gak make rumus karena kabel koax lokal
gak ada yang standart )
Untuk tahap memasang antenna juga ada tahap**an nya memang agak
lama dan ribet tapi hasilnya barangkali bisa agak lebih baik dari
yang laen, tapi nanti aja kita sambung lagi yah…..
Maaf kalo ini kesannya agak menggurui,

——----------------------------------------------------------------------------------

Mungkin cara ini pun bisa jadi acuan :
Nah untuk menentukan panjang Feeder Antena ( Coaxial ) adalah
sebagai
berikut :

I. Tentukan dahulu kira-kira berapa panjang Feeder Antena (Coaxial)
dari Pesawat anda hingga ke connector antenna diatas tower/tiang
antenna di tempat anda ( katakanlah kurang lebih 12 s/d 14 mtr ).

II. Setelah itu hitung panjang Feeder Antenna (Coaxial)
sesungguhnya,
dengan menggunakan rumus sbb. :
n = 5/8 x lamda
dimana untuk mencari “lamda” adalah sbb. :
11,811/freq (tx) x 2541

III. Maka panjang Feeder Antenna (Coaxial) sesungguhnya adalah :
3 x n atau 5 x n …dan seterusnya, dimana 3, 5
atau 7 dst. adalh angka ganjil.
Contoh :
Panjang Feeder dari TRX ke antenna ditiang, kurang lebih 13 mtr.
Frekuensi TRX adalah : 143.255 Mhz.
Maka panjang Feeder antenna (coaxial) sesungguhnya adalah :
l = 11,811/143,255 x 2541 = 209,4988
n = 5/8 x 209,4988 = 130,9368
130,9368 / 100 = 1,3094
L feeder adalah : 1,3094 x 13 mtr = 17,0218 mtr.
Bila terlalu panjang : 1,3094 x 11 mtr = 14,4030 mtr
Masih terlalu panjang : 1,3094 x 9 mtr = 11,7843 mtr
Hal ini juga berlaku untuk Band HF.
Gimana …. ? pusing juga yah…..?
dan maaf juga kalo salah, Kang Cholis ( JZ10CHV )di Bandung, tulung
dong di dikoreksi……
Tengkiu

----------------------------------------------------------------

apa cara Frekuensi itu beresonansi di kabel sama persis dengan antena ? sehingga rumus elektrikalnya sama dengan antena,

Semakin panjang kabel seharusnya yg naik adalah faktor loss , jika relekted besar yg menaikan nilai swr bukankah itu problem antenna bukan problem pada kabel, bukankah pada kabel ada yg namanya skin efek ,yaitu jika kabel kita potong tepat pada sinus tertinggi maka di SWR meter akan menunjukkan SWR tinggi, sehingga kabel kita potong , jika kita potong tepat pada sinus terendah maka swr akan rendah, begitu seterusnya jika kabel kita potong potong polanya akan mengikuti gelombang sinus ini yg disebut skin efek yg rumus posisi sinus terendah & tertingginya di email oleh om Yogi

Untuk mencari nilai SWR terendah ,bukankah lebih baik menyesuaikan panjang fisik antenna terhadap frekuensi kerjanya dari pada ditipu oleh yg namanya skin efek yg mengharuskan memotong motong kabel, sehingga berapa pun panjang kabel anda tetap bisa membuat antenna dengan SWR terendah,hubungannya kabel pada transmision line hanya lossis atau efisien

Mohon maaf jika kurang sependapat ,dan tolong koreksinya

salam

-------------------------------------------------------------------------------------

JZ10FNM nggak salah juga, tambahan dari temen saya, bahwa
untuk antenna jenis tertentu macam Telex hygain (v2R)
memotong motong kabel atau ngitung panjang kabel tidak
efektif, (efektifnya manjang dan mendekin antenna) .

namun akan sangat berpengaruh jika yang dipasang adalah
antenna yagi array.

Jumat, 03 September 2010

ECHO CHAMBER EAGLE EG-880





Suara agar lebih Mantap, Test OK, bisa di gunakan untuk Perangkat Radio Icom Ic-2000, IC2100, IC2200, power INPUT 13,8v, masih original, kondisi new,

harga 250rb (belum ongkir luar kota)

Hub : 0274-7453819


Terjual Tangerang

KABEL ERICSON



Kabel Ericsson panjang 20M, KOnektor Marusin dan ESL Japan, Dip Frekuensi 142.000 - 143.550
harga, 300.000 belum ongkir untuk luar kota.